sering kan ya kita dengar kata2 diatas, terutama kalo kita lagi ada dilingkungan aktivis dakwah kampus…di mushola…dan tentu saja ketika berada di negeri arab sana, asal muasal bahasa tersebut.
tadi , waktu berangkat kul, seperti biasa, naik motor sambil diskusi ma diri sendiri. tiba2 jadi inget sederet kata2 seperti ‘akhwat, ikhwan, dsb..dsb…’. bukannya mengulang pelajaran yang sewaktu SMP saya dapet 6 terus (apalagi kalo bukan arabic language, pelajaran yang selalu membuat saya deg2an dan membuat saya berdiri di bangku karena selalu gak hapal wazan2 shorof) , tapi tiba2 muncul tanda tanya besar seputar pemakaian kata2 tersebut, yang sekarang banyak orang yang berpikir penggunaan kata2 tersebut hanya untuk kalangan terbatas saja.
dikalangan aktivis dakwah (esp. dakwah kampus) kata2 sapaan seperti itu memang lazim digunakan. namun yang sempat membuat saya heran, sering beberapa kali saya ngobrol……
si ‘x’ : ” …eh, fie aku punya temen tapi bukan akhwat, cewek tapi ….bla..bla…”
atau
si ‘y’ : ” mbakku namanya xxxx, manggilnya ukhti xxx aja, oia mbakku itu akhwat lho, udah bukan cewek lagi.”
si “z”: eh, dia kan bukan akhwat…..”
ada satu pertanyaan besar yang muncul di benak saya. seingat saya, waktu sekolah madrasah diniyah dulu, akhwat kan artinya ‘saudara perempuan/perempuan’. berarti semua yang perempuan bisa kita sebut akhwat kan. maksud saya adalah, ini hanya peralihan bahasa, akhwat : bahasa arab, perempuan: bahasa indonesia. jadi kenapa banyak yang mengkotak2an kalo akhwat itu harus….bla…bla..bla… apalagi pernyataan ” dia kan bukan akhwat…” (padahal jelas2 perempuan, apa ya kalo dia bkn akhwat trus laki2???). menurutku semua yang berjenis perempuan di muka bumi ini berhak dipanggil akhwat, i`ts just about language.
oke, memang seeh ada pergeseran arti kata yang gak cuma sekedar mengartikan kata dari sebuah bahasa. tapi tetep aja aku gak sreg ngedengernya. di negeri Arab sana, seorang perempuan yang bukan islam pun, bisa dipanggil akhwat kan? jadi kenapa kita mendefinisikan sesuatu yang malah membuat bingung.
satu lagi, soal penggunaan kata2 antum…sering sekali ketika sedang rapat…
si ‘XX’ : (jelas2 berhadapan dengan saya yang seorang wanita) ” ….. antum sekarang kegiatannya apa? coba deh antum lihat lagi masalah/……bla..bla..”
halow…saya ini perempuan mas, masak disapa dengan sapaan antum? antum kan artinya ‘untuk kalian (laki2)’ ?? disini tercatat (sesuai pemahaman saya tentunya…:p) ada dua kesalahan, pertama, beliau menganggap saya laki-laki (padahal jelas saya cantik begini ) kedua, orang tersebut menggunakan kata ganti jamak (padahal jelas saya sendirian…apa beliau bisa melihat makhluk2 lain yang mengelilingi saya ya????).
pun, seringkali saya sempat dipelototin manakala mengobrolkan seseorang dengan kata2 ‘cewek’ dan bukan dengan kata2 ‘akhwat’. oke, saya mengerti, kata akhwat terdengar lebih baik, sementara kata cewek terkesan agak2 gimanaaa gitu….tapi …. artinya sama kan? apalagi saya tidak sedang membicarakan keburukan seseorang.
jadi , mana nee yang benar??? akhwat ato perempuan ato cewek
kalo gini jadi nyesel gak pernah belajar bahasa Arab sungguh2 waktu smp dulu…hiks…
huwa ; huma; hum
hiya ; huma:hunna
anta;antumaa;antum
ana ; nahnu
Leave a reply to Rachmat Cancel reply